Sekilas tentang Bawang Dayak

Sekilas tentang Bawang Dayak - Bawang dayak berasal dari Amerika Tropik tetapi di Indonesia sudah lama ditanam. Semula dipelihara sebagai tanaman hias, kemudian berubah menjadi tanaman liar. Banyak terdapat di daerah pegunungan antara 600 sampai 1500 m di atas permukaan laut, misalnya di perkebunan-perkebunan teh, kina dan karet, serta di tepi-tepi jalan. Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat terbuka yang tanahnya kaya dengan humus dan cukup lembab. Untuk menanam biasanya digunakan umbinya.


Sekilas tentang Bawang Dayak
Tumbuhan ini di Jawa jarang sekali berbuah dan dipelihara sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini mudah dibudidayakan, penanamannya tidak tergantung musim dan dalam waktu 2 hingga 3 bulan setelah tanam sudah dapat dipanen.


Klasifikasi Botani
Adapun sistematika tumbuhan bawang dayak adalah :
Regnum              : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio         : Angiospermae
Classis             : Monocotyledonae
Ordo                : Liliales
Familia             : Iridaceae
Genus               : Eleutherine
Species             : Eleutherine palmifolia Merr.
Tumbuhan ini memiliki nama jenis Eleutherine palmifolia Merr dan nama sinonim Eleutherine plicata Herb dan Eleutherine americana (Aubl.) Merr.

Nama Daerah

Tumbuhan bawang dayak secara umum dikenal di Indonesia dengan nama bawang kapal dan bawang merah hutan pada Buletin Flora Malesiana. Selain nama umum tumbuhan bawang dayak juga memiliki beberapa nama daerah yaitu bawang dayak (Palangkaraya, Samarinda); bawang hantu/kambe (Dayak); bawang sabrang, babawangan beureum, bawang siyem (Sunda); brambang sabrang, luluwan sapi, teki sabrang (Jawa); bawang sayup (Melayu) dan bawang lubak (Punan Lisum).

Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan ini berupa terna menahun yang merumpun sangat kuat, akhirnya merupakan rumpun-rumpun besar. Tingginya hanya mencapai 26 hingga 50 cm. Batangnya tumbuh tegak atau merunduk, berumbi yang berbentuk kerucut dan warnanya merah. Daunnya ada dua macam, yaitu yang sempurna berbentuk pita dengan ujungnya runcing, sedang daun-daun lainnya berbentuk menyerupai batang. Bunganya berupa bunga tunggal, warnanya putih, terdapat pada ketiak-ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun bunga yang terdiri dari 4 sampai 10 bunga. Bunganya mekar menjelang sore, jam 5 sampai jam 7 sore dan kemudian menutup kembali.

Buah kotaknya berbentuk jorong dengan bagian ujungnya berlekuk. Bila masak merekah menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji. Bentuk bijinya bundar telur atau hampir bujur sangkar. Umbinya mirip bawang merah tetapi sama sekali tidak berbau.

Penggunaan Tradisional dan Efek Farmakologi
Air rebusan atau perasan umbinya diketahui mempunyai macam-macam khasiat. Umbi-umbi dibawah tanah yang berbentuk bulat telur memanjang dan berwarna merah itu digunakan sebagai diureticum (peluruh kemih), purgans (pencahar) dan peluruh muntah. Umbinya yang dipanggang atau air rebusan yang dipakai sebagai obat terhadap penyakit kuning dan penyakit kelamin.

Umbi yang ditumbuk beserta adas pulasari, digunakan sebagai obat terhadap mencret darah, air rebusannya sebagai obat dalam. Daun-daunnya yang digerus dengan dibubuhi ramuan-ramuan lain diminumkan kepada wanita nifas. Umbi (tunggal) untuk menyembuhkan disentri. Sup yang dibuat dengan mendidihkan umbi merah dengan ayam dapat digunakan untuk meningkatkan sel darah merah. Umbi dididihkan dengan air dan digunakan untuk mandi/rendaman bayi baru lahir dengan penyakit kuning.

Sebagai obat kanker dengan cara mengeringkan umbi dan mengunyahnya. Sedangkan khasiat paduan bawang dayak dan jahe merah, berkhasiat untuk meningkatkan stamina/vitalitas, memperkuat daya tahan sperma. Mengobati sakit pinggang, melancarkan air seni serta mengatasi bronchitis dan batuk.

Jika dicampur dengan sadaguri dan kencur, khasiat bawang dayak ini bisa mengobati radang usus, maag, sembelit, hepatitis dan limpa. Bahkan bawang dayak ini jika diramu dengan jati belanda dan temu giring berkhasiat untuk menurunkan berat badan atau melangsingkan badan (obesitas) serta menurunkan kadar lemak.

Untuk kaum perempuan, bawang ini juga bisa bermanfaat sebagai sari rapet jika dicampur dengan cabe jawa. Juga berkhasiat mengatasi gangguan nifas, membersihkan rahim, merapatkan vagina, mengencangkan perut dan mengurangi lemak dan sebagainya. Herbal bawang dayak yang beredar khususnya di Samarinda telah mendapat izin edar dari balai POM Jakarta.

Kandungan Kimia

Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon yang mempunyai daya pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin, isoeleutherin dan senyawa-senyawa sejenisnya; senyawa-senyawa lakton yang disebut eleutherol dan senyawa turunan pyron yang disebut eleutherinol. Adapun kandungan yang terdapat dalam bawang dayak terdiri dari senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, tannin, kuinon dan steroid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.

Sumber