Bawang Tiwai sebagai Pengawet Alami

Bawang tiwai yang banyak tumbuh di daerah Kalimantan, dan sering disebut bawang hutan ini ternyata punya manfaat besar.  Selain sebagai obat penyempuhan berbagai macam penyakit, ternyata bisa diproses sebagai bahan pengawet panganan dan tidak berbahaya.

Bawang Tiwai (Eleutherine Americana Merr) merupakan tanaman asli Kalimantan. Suku dayak Kalimantan menyebut tiwai, sedang suku di Kalimantan lainnya menyebutnya bawang hutan. Sementara orang Jawa menyebutnya dengan nama bawang bromot atau  doyok.

Bawang Tiwai sebagai Pengawet AlamiMorfologi bawang tiwai tidak berbeda dengan tanaman bawang umumnya, terdiri dari akar, umbi, daun dan bunga. Umbinya ini berfungsi sebagai obat dan pengawet pangan, untuk pengawet roti manis dan tawar, mie basah, minuman ringan, saos dan sirop. Untuk mendapatkan bawang tiwai masih harus mencari ke hutan, karena tanaman ini tumbuh secara alami. Namun kini melihat kemanfaatannya yang cukup besar, masyarakat di Kalimatan sudah  mulai membudidayakan sebagai tanaman sela atau sampingan.

Diambil ekstraknya
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda berhasil melakukan penelitian  terhadap bawang tiwai untuk bahan pengawet. Dan hasil temuannya ini disosialisasikan kepada masyarakat. 

Proses pembuatannya, sebelum diproses bawang tiwai ini dibersihkan terlebih dahulu, akar dan  kulit yang telah tua serta daunnya dibuang. Setelah dibersihkan kemudian umbi dicuci dengan air sampai bersih. Selanjutnya bawang dipotong-potong dibuat simplisia (potongan-potongan tipis). Simplisia ini kemudian dikeringkan atau dijemur dengan matahari atau dengan oven. Setelah kering simplisia dihaluskan dengan menggunakan blender Kemudian diekstrak dengan air panas hingga terbentuk dua bagian yaitu cairan dan endapan. Tuangkan cairan yang terbentuk ke alat vacum evaporator dan akan diperoleh endapan. Endapan yang terbentuk di oven ini akan jadi serbuk ekstrak bawang tiwai. Setelah itu dilakukan pengemasan.

Kalau mau digunakan ekstrak ini dilarutkan dulu dengan air. Pengawet dari bawang tiwai kalau dipakai untuk panganan tidak berbahaya, berbeda dengan pengawet yang dari sintesis (buatan).  Pengawet sintetis tidak baik untuk kesehatan karena menimbulkan karsinogenik.

Sumber