Bawang Dayak, anugrah herbal dari tanah borneo

Tak hanya bawang merah dan bawang putih yang dicari ibu-ibu rumah tangga untuk bumbu. Ada satu lagi keluarga bawang yang juga banyak diburu. Namun, tanaman anggota keluarga Liliacea ini dibeli lantaran keampuhannya dalam mengatasi berbagai macam penyakit. Bawang dayak sebutannya, atau dikenal juga sebagai bawang berlian.


Bawang Dayak, anugrah herbal dari tanah borneo
Bawang dayak memang nama umum yang digunakan di Indonesia, sebagaimana penduduk Palangkaraya dan Samarinda menyebutnya. Namun, beberapa daerah mengenalnya dengan nama berbeda. Masyarakat suku Dayak sendiri menyebutnya sebagai bawang hantu atau bawang kambe.

Sementara penduduk asli Sunda menyebutnya bawang sabrang, bawang siyem, atau babawangan beureum. Jika Anda berasal dari Jawa, mungkin lebih familiar dengan brambang sabrang atau teki sabrang. Atau mungkin justru Anda lebih tahu bawang ini sebagai bawang sayup, sebagaimana orang Melayu asli menyebut.

Gula Darah Turun

Manfaat bawang dayak dirasakan benar oleh Welly Corneles yang telah mengidap diabetes sejak 1990-an. Kadar gula darah wiraswasta yang bergerak di bidang kontraktor ini mencapai 300 mg/dl. Padahal, kadar gula normal dalam darah hanya sekitar 70-110 mg/dl dalam keadaaan puasa, atau 100-140 mg/dl sesudah makan.

Sebagai pengidap diabetes, pria asli Manado memang mengaku bandel. “Saya nggak bisa diet-diet seperti anjuran dokter. Saya sudah capek-capek kerja, lalu makan juga harus ditahan-tahan, aduh saya nggak bisa,” cetusnya saat dihubungi AGRINA melalui telepon. Tak pelak kadar gula darahnya bertahan di posisi 300 mg/dl selama bertahun-tahun. “Saya hanya tidak konsumsi gula pasir, tapi kalau nasi saya tidak bisa (kurangi). Jadi kadar gula 300-an lebih itu sangat sulit mau kasih turun,” tambahnya dengan logat yang khas.

Beruntung, salah seorang rekannya memperkenalkan bawang dayak kepada Welly awal tahun ini. Saat ini, kadar gula darah pria berusia 55 tahun tersebut sudah turun mencapai sekitar 150 mg/dl. “Coba kalau saya juga nurut anjuran dokter untuk diet dan olahraga, pasti akan lebih turun lagi. Konsumsi bawang dayak ini sangat membantu. Ini sudah sangat lumayan penurunannya,” imbuh Welly.

Tidak Hanya Diabetes

Diabetes hanya salah satu dari banyak penyakit yang dapat diatasi dengan konsumsi bawang dayak. Menurut Prapti Utami, dokter herbal di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, banyaknya manfaat bawang dayak membuatnya sulit menentukan mana yang utama. “Manfaatnya sangat banyak, jadi tidak bisa dibilang manfaat utama. Tergantung orang mau memanfaatkannya sebagai apa, dan untuk penyakit apa. Dapat dikonsumsi sendiri atau dikombinasi dengan herbal lain,” katanya.

Prapti memaparkan, umbi bawang dayak kaya kandungan berbagai senyawa penting yang efektif dalam mengatasi berbagai penyakit. “Selain itu, bawang dayak juga mengandung senyawa alkaloid, saponin triterpenoid, steroid, glikosida, tanin, fenolik dan flavonoid, serta eleutherina. Kandungan-kandungan ini bersifat antiradang dan antioksidan,” urai pemilik klinik herbal Sekar Utami ini.

Sebut saja menghambat proses penuaan dan peremajaan sel-sel tubuh, meningkatkan stamina dan vitalitas, meningkatkan daya tahan tubuh, maag, gastritis, gangguan haid, dispepsia (nyeri, mual, kembung), asma atau bronkhitis, sinusitis, tonsilitis, gondok, pengapuran, hingga berbagai masalah seksual, seperti lemah syahwat, ejakulasi dini, dan kurang gairah.

“Kandungan antioksidannya tinggi, jadi juga bisa untuk mengatasi gangguan kesehatan karena proses peradangan atau tumor. Contohnya seperti pembesaran prostat, kanker, kista payudara atau rahim. Bisa juga mengatasi asam urat, nyeri otot dan sendi atau arthritis, nyeri pinggang, radang usus, gangguan lever, hepatitis, gangguan kemih, diabetes, hipertensi, dan obesitas. Dia bersifat anti-infeksi, antiradang, dan pembersih darah. Bahkan daunnya dapat digunakan sebagai pelancar ASI,” jelas lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, ini.

Segar atau Kapsul

Prapti mencontohkan cara konsumsi bawang dayak untuk mengatasi kanker. “Cuci 5-7 siung bawang dayak yang diiris tipis, rebus dengan 5 gelas air hingga tinggal 3 gelas. Airnya ini diminum 3 kali sehari. Untuk hari kedua, rebusan dapat ditambah air dan direbus kembali. Untuk mengatasi kanker payudara misalnya, konsumsi selama 40 hari berturut-turut. Jika belum sembuh, beri jeda seminggu kemudian lanjutkan 40 hari lagi,” tutur ibu tiga anak ini.

Masalah utama dalam konsumsi tanaman herbal ini adalah rasanya yang tidak ramah di lidah. Bawang dayak yang langsung diambil dari tanah Kalimantan cenderung terasa lebih pahit jika dibandingkan yang ditanam di Jawa. Namun, seperti halnya banyak tanaman obat lain, bawang dayak dalam bentuk kapsul pun kini sudah banyak ditemukan, seperti yang biasa dikonsumsi Welly. Kapsul ini tersedia di toko-toko herbal dengan harga sekitar Rp55 ribu per botol isi 50 kapsul.

“Untuk tujuan pengobatan, konsumsi 3x2 kapsul per hari. Sementara untuk perawatan hanya 3x1 kapsul per hari,” imbuh Prapti.  Namun ia menganjurkan, bila penderita masih mengonsumsi obat dokter, berikan jeda. “Herbal dianjurkan diminum satu jam sebelum makan, sedangkan obat dokter segera setelah makan,” ujarnya.

Lebih jauh Prapti mewanti-wanti, penderita harus tetap berhati-hati dalam mengonsumsi bawang dayak. Selama pengobatan, makanan yang mengandung vetsin, lemak, daging, serta makanan hasil fermentasi seperti tape atau tempe harus dihindari. Begitu pula semua minuman yang mengandung alkohol dan gas. “Hati-hati juga bagi yang bertekanan darah rendah karena bawang dayak ini bisa menurunkan tekanan darah,” pungkas Prapti.

Renda Diennazola